METODE, STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI TINGKAT MI, MTs, MA/MAK BERBASIS KURIKULUM 2013

METODE, STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN
AQIDAH AKHLAK DI TINGKAT MI, MTs, MA/MAK
BERBASIS KURIKULUM 2013



MAKALAH
Disusun untuk memenuhi Tugas
Mata kuliah Pembelajaran Aqidah Akhlak
Dosen Pengampu: Nursalim, M.Pd.I.

Di susun oleh:
1.      Afi Kinanti                             1522402170
2.      Fuad Ma’sum                         1522402186
3.      Lamangat Milatuluzza          1522402192   


6 PAI E
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2018



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
            Proses belajar mengajar merupakan kunci utama keberhasilan tujuan pembelajaran. Ada beberapa unsur paling penting yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran, yakni metode, strategi dan media pembelajaran. Guru dituntut untuk menguasai ketiga komponen tersebut. Tidak hanya menguasai, namun guru juga harus mampu memadupadankan antara metode, strategi dan media yang digunakan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Pembelajaran dikatakan berhasil jika peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada awal pembelajaran. Peserta didik mampu mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari.
Pada kurikulum 2013 ini, peserta didik dituntut untuk ikut serta berperan aktif dalam proses pembelajaran, karena seyogyanya guru bukan merupakan satu-satunya sumber pelajaran dikelas. Permasalahan yang sering dialami oleh peserta didik dalam pembelajaran akidah akhlak adalah kebosanan, karena setiap penyampaian materi guru selalu menggunakan metode yang sama yaitu ceramah. Namun jika seorang guru mampu memadupadankan antara metode, strategi dan media pembelajaran dengan materi yang diajarkan maka akan terjalin suatu proses pembelajaran yang menyenangkan.
Dalam menyusun metode, strategi dan media pembelajarann guru  harus mempertimbangkan mengenai kondisi lingkungan pembelajaran di dalam kelas. Karena pentingnya pembahasan mengenai metode, strategi dan media pembelajaran ini, maka penulis akan membahas bagaimana cara pengaplikasiannya pada materi akidah akhlak pada jenjang pendidikan MI, MTs, MA/MAK. Sebagai bekal bagi kami calon guru dalam mendidik penerus bangsa. Maka kami sebagai kelompok ke 10 akan membahas mengenai metode, strategi dan media pembelajaran di MI, MTs, MA dan MAK.
Materi pembelajaran akidah akhlak lebih mengutamakan aspek afektif peserta didik, dimana lebih menekankan kepada penerapan dalam kehidupan sehari-harinya. Peserta didik dituntut untuk tidak hanya memahami materinya saja, namun lebih kepada pembiasan dan perubahan perilaku. Hal itu tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Guru harus mampu memberikan edukasi yang membuat peserta didik tertantang untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun karena banyak guru yang tidak menguasai perihal metode, strategi dan media pembelajaran. Oleh karena itu kami menyusun tugas makalah ini yang bisa dijadikan sebagai pedoman seorang guru dalam proses pembelajaran. Agar proses pembelajaran tidak monoton seorang guru harus menguasai bagaimana cara pengaplikasian metode, startegi dan media pembelajaran.
                       



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Metode, Strategi, dan Media dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di MI, MTs, MA, dan MAK
1.      Pengertian Metode
Proses belajar mengajar merupakan suatu bentuk komunikasi dua arah, dimana terdapat interaksi  antara guru dan peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah dikehendaki. Metode secara istilah berarti cara.[1] Berbagai pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran harus dilaksanakan secara sistematis.[2] Hal ini berarti metode harus dilaksanakan secara berurutan, sesuai dengan fungsinya masing-masing. Metode pembelajaran merupakan langkah-lahkah yang dipilih dan diterapkan dalam suatu strategi.[3] Hal ini berarti strategi dan metode pembelajaran saling terkait antara satu dan lainnya.
Dengan demikian, ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah ketrampilan memilih metode yang tepat dengan materi pembelajarang yang disampaikan. Pemilihan metode harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan agar pembelajaran berlangsung secara maksimal. Oleh karena itu salah satu hal yang paling penting yang harus dikuasai guru adalah kemampuan mengolah metode dan materi pembelajaran agar bersinergi dan cocok digunakan dalam proses belajar mengajar.

2.      Pengertian Strategi
Strategi belajar merupakan komponen penting dalam system pembelajaran. Selain itu strategi pembelajaran adalah cara pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan guru unruk mendukung terciptanya efektifitas dan efesisensi pembelajaran. Menurut clark dalam abizar (1995) tidak terlalu menekankan perbedaan anatara metode dan strategi. Yang artinya antara metode dan strategi dapat diartikan sama saja, karena itu dalam banyak tulisannya clark menggunakan istilah metode untuk menyatakan strategi.
Abizar mengatakan bahwa strategi pembelajaran diartikan sebagai pandangan yang bersifat umum serta arah umum dari tinakan untuk menentukan metode yang akan dipakai dengan tujuan utama agar pemerolehan pengetahuan oleh siswa lebih optimal.[4]Menurut Gerlach dan Ely (1990) strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, dimana bahwa strategi meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik secara sistematis.[5]

3.      Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah yang secara harfiah berarti ‘tengah’, perantara atau pengantara. Dalam bahasa Arab media adalah (Ùˆ سا ئل ) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
1)      Gerlach dan Ely ( 1972 ) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap
2)      Fleming mengatkan bahwa media yang sering diganti dengan mediator yaitu penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya[6]
3)      Heinich, Molenda, dan Russel ( 1990 ) diungkapkan bahwa media is a channel of communication.
4)      AECT ( Association for Education and Communication Technology ) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi
5)      NEA ( Educations Association ) mendefenisikan sebagai benda yang dapat dmanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar dapat mempengaruhi efektifitas program instruktional
Dari defenisi-defenisi tersebut dapat ditarik kesimpulannya bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audio ( siswa ) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.[7] Jadi menurut Rossi dan Breidle mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat digunakan untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.[8]

B.     Jenis-Jenis Metode, strategi, dan media
1.      Jenis-Jenis Metode Pembelajaran
Ada berbagai macam metode pembelajaran yang bisa guru pilih sebagai pendamping dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran, diantaranya yaitu:
a)      Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode pembelajaran yang memumngkinkan guru menyampaikan materi secara langsung. Yang harus diperhatikan dalam penyampaian materi guru hendaknya menyampaikan dengan lugas dan jelas agar peserta didik tidak bosan. Alasan penggunaan metode ceramah:
1.      Peserta didik benar-benar membutuhkan penjelasan, karena materi yang disampaikan tergolong sulit.
2.      Tidak ada sumber pelajaran lain yang bisa digunakan.
3.      Jumlah peserta didik yang banyak sehingga tidak memungkinkan jika menggunakan metode lainnya.
4.      Menghemat alokasi waktu, biaya dan tempat.
b)      Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan salah satu cara pembelajaran dengan memberikan peserta didik masalah dan untuk didiskusikan dengan temannya. Satu kelompok diskusi terdiri dari beberapa peserta didik. Metode ini memungkinkan peserta didik untuk saling tukar pikiran dalam proses pembelajaran.
c)      Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah mengajukan pertanyaan kepada peserta didik agar peserta didik tersebut menjawab pertanyaannya. Dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta didik tersebut guru mampu mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan. Atau sebaliknya peserta didik yang bertanya kepada guru mengenai materi pembelajaran yang belum dipahaminya. Tujuan digunakannya metode tanya jawab:
1.        Memotivasi peserta didik untuk bisa menguasai materi pembelajaran.
2.        Melatih peserta didik untuk berbicara di depan umum.
3.        Mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi pembelajaran itu.
4.        Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengajukan pertanyaan yang belum dipahaminya.
d)     Metode Tulisan
Metode tulisan merupakan metode pembelajaran menggunakan huruf atau simbol dalam penyampaiannya. Metode tulisan sangat penting karena semua pembelajaran melibatkan tulisan didalamnya. Dengan tulisan juga peserta didik membaca berbagai buku yang bisa meningkatkan pengetahuan mengenai materi aqidah akhlak.
e)      Metode Pemecahan Masalah  (Problem Sloving)
Merupakan cara memberikan pengajaran melalui pemberian masalah dan peserta didik diarahkan untuk menemukan solusinya dengan pengetahuan yang sudah dimikinya. Metode ini menelaah mengenai kemampuan berpikir peserta didik.
f)       Metode Kisah
Akidah akhlak banyak membahas mengenai kisah-kisan dalam menyampaikan materinya. Seperti kisah-kisah para Nabi, sahabat-sahabat dan nilai-nilai akhlak dalam pembelajarannya yang memungkinkan peserta didik untuk meresapinya. Penggunaan metode ini dapat memberikan kesan dalam hati peserta didik sehingga dapat mengubah perilaku peserta didik sehari-harinya.
g)      Metode Perumpamaan
Metode perumpaan merupakan metode yang menjadikan sesuatu sifat atau hakikat sesuatu dengan sesuatu yang lainnya.[9] Perumpamaan yang digunakan bisa sesuatu yang sama jenisnya ataupun berbeda, misalnya mengumpamakan sesuatu yang abstrak dengan sesuatu yang konkret.
h)      Metode Pemahaman dan Penalaran
Metode ini mengacu pada penalaran peserta didik dalam mempelajari materi yang telah disampaikan oleh guru. Metode ini adalah guru memberikan suatu masalah kepada peserta didik untuk kemudian di rumuskan solusinya. Dengan mengunakan metode ini peserta didik belajar mengenai cara meluruskan, memahami dan memilah-milah suatu permasalahan.
i)        Metode Suri Teladan
Guru merupakan suri tauladan yang paling dicintai oleh peserta didiknya, oleh karena itu semua perilaku guru yang terlihat oleh peserta didik akan menimbulkan rasa ingin meniru (imitasi). Oleh karena itu penting bagi guru untuk memberikan contoh yang baik bagi peserta didiknya.
j)        Metode Peringatan dan Pemberian Motivasi
Motivasi merupakan suatu pendorong bagi peserta didik untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi juga sebagai energi untuk memberikan semangat bagi peserta didik dalam proes pembelajaran. Guru akidah akhlak bisa memberikan motivasi melalui kisah-kisah musuh-musuh nabi pada zaman dahulu dan memberikan contoh azab yang diterimanya, agar peserta didik termotivasi untuk menghidari akhlak-akhlak tercela.
k)      Metode Praktik
Metode praktik merupakan metode yang menggunkan alat peraga sebagai media nya. Dengan metode praktik ini diharapkan siswa mampu mendapatkan pengalaman yang lebih konkret karena sudah mengalaminya sendiri. Siswa akan lebih paham, karena pengalaman yang diperolehnya benar-benar nyata. Guru harus memilah mana materi yang harus menggunakan praktik mana yang tidak.
l)        Metode Kerjasama
Metode kerjasama ini peserta didik dianjurkan untuk melaksanakan suatu tugas dengan temannya. Peserta didik dituntut untuk bekerjasama dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Kemudian peserta didik tersebut memberikan kesimpulan secara umum mengenai permasalahan tersebut secara bersama-sama. Dengan metode kerjasama ini peserta didik dilatih untuk menanamkan sifat saling musyawarah dan gotong royong bersama.
   m)  Metode Peranan
Metode penranan merupakan metode yang memberikan suatu pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Dengan metode ini peserta didik dituntut untuk meniru suatu karakter yang ada dalam drama. Peserta didik dibagi menjadi pemain peran atau pengamat sesuai dengan tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.[10]

2.      Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran
a.       Strategi The Power Of Two
Merupakan strategi dimana dua kekuatan pikiran digabungkan menjadi satu. Peserta didik diminta untuk bekerjasama dalam mengerjakan tugas ini. Strategi ini mengajarkan bahwa dua orang lebih baik daripada satu. Langkah-langkah:
1)      Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang menuntut pemikiran dan perenungan.
2)      Peserta didik diperintahkan untuk menjawab soal tersebut secara mandiri dan ditulis dalam sebuah kertas.
3)      Setelah peserta didik selesai menulis jawabannya dikertas, mintalah mereka untuk bertukar jawaban dengan teman sebangkunya dan membahasnya.
4)      Mintalah peserta didik untuk menggabungkan jawabannya.
5)      Setelah selesai peserta didik maju perkelompok (2 orang).
6)      Kemudian guru mengevaluasi.
b.      Questions Students Have
Strategi ini berfungsi untuk memberikan peserta didik kesempatan menyampaikan pertanyaan yang berkaitan mengenai materi yang sudah disampaikan. Langkah-Langkahnya:
1)      Mintalah peserta didik untuk menyediakan selembar kertas.
2)      Kemudian peserta didik mencatatkan pertanyaan yang akan diajukan di kertas tersebut.
3)      Mintalah peserta didik untuk menggeser kertas tersebut kesamping kiri. Dan memberikan tanda bintang jika pertanyaan tersebut menarik.
4)      Geser terus dan ulangi.
5)      Setelah cukup, peserta didik diminta untuk membacakan beberapa kertas yang paling banyak mendapat bintang.
6)      Guru memberikan jawaban terkait soal tersebut.
c.       Reading Guide
Strategi ini siswa belajar untuk mandiri dan tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar yang dimiliki peserta didik. Langkah langkahnya:
1)      Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok berisi 4-5 orang.
2)      Masing- masing kelompok diberikan satu lembar bahan bacaan yang berisi mengenai materi pelajaran yang akan dibahas.
3)      Perintahkan mereka untuk membaca kertas tersebut dengan serius.
4)      Setelah itu berikan beberapa soal yang berkaitan dengan bahan bacaan yang telah disampaikan.
5)      Kemudian jawaban tersebut dicocokan untuk kemudian dinilai.
d.         Critical Incident
Strategi ini bertujuan agar peserta didik memiliki kesan mendalam terhadap materi yang akan disampaikan dengan mengkaitkannya dengan pengalaman yang pernah dialaminya. Langkah-Langkahnya:
1)      Guru memeberikan materi bahan ajar kepada peserta didik
2)      Guru mempersilahkan peserta didik untuk menyampaikan pengalamannya yang selaras dengan materi yang telah disampaikan.
3)      Sampaikan materi tersebut serta kaitkan dengan pengalaman yang peserta didik alami.
e.       True or False
Strategi ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan. Langkah-Langkahnya.
1)      Guru membuat kartu-kartu yang berisi pernyataan mengenai materi yag sudah pernah dinahas.
2)      Separuh pertanyaan yang ditulis benar dan separuhnya lagi salah.
3)      Kartu-kartu tersebut kemudian dibagikan kepada peserta didik.
4)      Mintalah mereka untuk membacakan isi kartu tersebut secara bergantian dan mintalah mereka menyatakan pernyataan tersebut benar atau salah.
5)      Guru mengevaluasi.
f.          Crossword Puzzle (Teka teki silang)
Teka teki silang bisa menjadi sterategi pembelajaran yang asyik bagi peserta didik. Mereka akan tertangtang untuk menemukan jawaban-jawaban teka teki silang tersebut. Langkah-Langkahnya:
1)      Tuliskan kata kata kunci yang menjadi inti pembelajaran.
2)      Buatlah kisi-kisi pembelajaran yang dapat diisi dengan kata kunci yang sudah disediakan sebelumnya.
3)      Susunlah kata kunci tersebut menjadi kotak-kotakan puzzel.
4)      Berikan teka teki silang yang sudah jadi kepada peserta didik, dan mintalah mereka untuk menjawabnya,
5)      Berikan batasan waktu kepada peserta didik.
6)      Berikan applouse kepada peserta didik yang berhasil mengerjakan teka teki silang tersebut secara tepat dan cepat.
7)      Guru mengevaluasi.
g.      Index Card Match
Startegi ini berfungsi untuk mengingatkan siswa tentang materi pelajaran yang sudah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Langkah-langkahnya:
1)      Buatlah kartu kartu berpasangan antara soal dan jawaban.
2)      Bagikan kartu-kartu tersebut kepada peserta didik.
3)      Mintalah peserta didik untuk mencari pasangan dari kartunya.
4)      Guru meminta peserta didik untuk maju berpasangan dan mintalah kepada peserta didik dikelas untuk mengevaluasi apakah jawaban tersebut cocok atau tidak.
5)      Setelah itu guru memberikan evaluasi.
h.      Everyone is Teacher Here
Strategi ini mengajarkan bahwa setiap orang bisa menjadi guru. Dan mengajarkan kepada peserta didik mengenai kepercayaan diri. Langkah-langkahnya:
1)      Mintalah peserta didik untuk menyediakan satu lembar kertas.
2)      Peserta didik mencatat pertanyaan yang belum mereka pahami.
3)      Kemudian geser pertanyaan ke samping kanan sampai lima kali hitungan.
4)      Peserta didik menjawab pertanyaan yang mereka terima, dan mencatatnya dikertas tersebut.
5)      Guru kemudian menunjuk beberapa peserta didik untuk maju kedepan dan membacakan pertanyaan serta jawaban tersebut.
6)      Mintalah peserta didik lainnya untuk menambahkan jawaban.
7)      Guru mengevaluasi
i.           Debat Aktive
Debat aktiv merupakan salah satu startegi pembelajaran yang menarik. Siswa bisa menyampaikan argumennya dihadapan publik dan melawan argumen temannya. Stategi ini akan melibatkan seluruh kelas dalam permainannya. Langkah-Langkah:
1)      Kembangankan dua buah pernyataan yang pro dan kontra.
2)      Bagilah siswa didalam kelas menjadi dua kelompok.
3)      Kemudian bagi kedua peryataan tersebut pada masing-masing kelompok
4)      Peserta didik diminta untuk mendiskusikan pernyataan tersebut kepada anggota kelompoknya, dan mencatat hasil dari diskusi tersebut.
5)      Peserta didik diminta untuk mengirimkan 3 orang perwakilan dari masing-masing kelompok.
6)      Mulailah dengan perwakilan dari masing-masing kelompok untuk membacakan hasil diskusinya.
7)      Setelah selesai menyampaikan argumennya kelompok yang satunya lagi mendebat penyataan kelompok itu.
8)      Ulangi prosesnya sampai dengan ada klimaks.
j.           Reading Alaound (Membaca Keras)
Strategi membaca keras dapat melatih kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dan berbicara. Langkah-Langkahnya:
1)      Pilihlah materi akidah akhlak yang menarik bagi peserta didik.
2)      Berikan peserta didik salinan/teks materi tersebut.
3)      Peserta didik diminta untuk membacakan kalimat teks tersebut secara bergantian, masing-masing satu kalimat.
4)      Ketika proses pembacaan sedang berlangsung, mintalah peserta didik untuk menghentikan bacaannya dan guru menjelaskan mengenai point point penting. Guru memberikan contoh serta kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya.
5)      Akhiri teks dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta didik mengenai apa poin-poin penting yang ada di dalam teks.
k.         Information Research ( Mencari Informasi)
Strategi ini bersungsi sebagai sarana siswa mencari informasi secara mandiri. Strategi ini juga menjadikan materi yang kurang menarik menjadi lebih menyenangkan. Langkah-Langkah:
1)      Buatlah beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
2)      Bagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok berisi 5-6 peserta didik.
3)      Bagikan soal pada tiap-tiap kelompok dan mintalah peserta didik mencari jawaban soal tersebut di perpustakaan.
4)      Beri waktu peserta didik untuk mempresentasikan hasil jawaban yang diperolehnya.
5)      Guru mengevaluasi
l.           Jigsaw Learning
Strategi jigsaw ini sangat cocok untuk materi-materi yang bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Kelebihan strategi ini adalah melatih siswa untuk belajar sekaligus mengajarkan orang lain. Langkah langkahnya:
1)      Pilihlah materi yang bisa dipecah menjadi beberapa bagian.
2)      Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah materi yang dibagi.
3)      Setiap anggota kelompok membaca bagian materinya masing-masing.
4)      Kemudian kirimlah satu orang delegasi untuk menyampaikan materi yang ada di kelompoknya ke kelompok lain.
5)      Kembalikanlah suasana kelas seperti sediakala, kemudian bukalah sesi tanya jawab.
m.       Keep on Learning
Strategi ini mengajarkan kepada peserta didik bahwa belajar bukan hanya pada jam pelajaran, tetapi bisa dilakukan dengan cara membaca sesuatu di perpustakaan atau di internet. Langkah-langkah:
1)      Beri penjelasan kepada peserta didik bahwa belajar tidak hanya dilakukan di ruang kelas, namun bisa dimana saja.
2)      Sampaikan bahwa ada banyak cara untuk menemukan pengetahuan, salah satunya dengan curah gagasan.
3)      Bentuklah kelompok kecil, masing-masing terdiri dari 3 orang.
4)      Berikan waktu untuk peserta didik saling berdiskusi.
5)      Masing-masing peserta didik mencatat hasil diskusi, kemudian perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya.
6)      Guru mengevaluasi.
n.         Billboard Ranking
Strategi ini tepat sekali digunakan untuk menstimulasi peserta didik untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran. Staregi ini lebih mengutamakan afektif dibandingkan kognitif peserta didik. Langkah-langkahnya:
1)      Siapkan film berdurasi pendek yang mencangkup nilai-nilai moral yang sesuai dengan materi bahan ajar.
2)      Bagi siswa menjadi kelompok-kelompok, masing-masing berisi 4-5 orang.
3)      Biarkan peserta didik menempatkan posisinya sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
4)      Peserta didik menonton film yang telah disiapkan.
5)      Masing-masing kelompok menuliskan nilai-nilai apa yang terkandung dalam film tersebut. Penulisan ini diurutkan dari nilai-nilai yang paling menonjol terlebih dahulu.
6)      Bandingkan urutan tersebut antar masing-masing kelompok.
7)      Guru memberikan klasifikasi mengenai manakah nilai yang menjadi urutan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
o.         Role Playing (bermain peran)
Langkah-langkah
1)      Guru menyusun skenario yang akan dimainkan.
2)      Guru memerintahkan beberapa peserta didik untuk memainkan skenario yang telah disusun 2 hari sebelum pementasan.
3)      Guru memberikan penjelasan mengenai indikator yang ingin dicapai.
4)      Guru memanggil masing-masing siswa untuk memainkan perannya.
5)      Setelah selesai diperankan masing-masing kelompok memberikan kesimpulannya.
6)      Guru menyampaikan klarifikasi.

3.      Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang palng sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang.
Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:
a.        Audio                                   : Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
b.      Cetak                                     : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
c.       Audio-cetak                          : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
d.      Proyeksi visual diam             :Overhead transparansi (OHT), film bingkai(slide)
e.       Proyeksi audio visual diam   : film bingkai slide bersuara
f.       Visual gerak                          : film bisu
g.      Audio visual gerak                : film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
h.      Obyek fisik                           : Benda nyata, model, spesimen
i.        Manusia dan lingkungan       : guru, pustakawan, laboran
j.        Komputer                              : CAI
Adapun klasifikasi media menurut Rudy Bretz sebagai berikut :
a.       Media audio
b.      Media cetak
c.       Media visual diam
d.      Media visual gerak
e.       Media audio semi gerak
f.       Media semi gerak
g.      Media audio visual diam
h.      Media audio visual gerak
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis media itu ada tiga yaitu media visual, media audio, dan media audio-visual
a.       Media Visual            : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik, buku.
b.      Media Audio           : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya.
c.       Media audio visual : Televisi,film,video (VCD,DVD,VTR),computer.
Jenis-jenis media pembelajaran yang cocok digunakan pada pembelajaran aqidah akhlak menurut penulis adalah media cetak seperti buku pelajaran, modul, brosur kartun, komik gambar, media audio seperti CD, tape recorder kaset, media audio visual seperti film, video, televisi, komputer. Permainan (game), manusia dan lingkungan.

C.    Implementasi Metode, Strategi dan Media dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di MI, MTs, MA, dan MAK
1.      Implementasi di MI
MI kelas 1
a.       Materi         : Asmaul Husna, ar-rohman, ar-rohim, as-sami’
Metode       : Ceramah
Strategi       : Reading Alound (Membaca Keras)
Media          : Audio
Alasan menggunakan Metode, Strategi dan Media tersebut karena materi ini sangat cocok jika menggunakan metode ceramah karena peserta didik kelas 1 MI belum bisa mencerna materi pembelajaran dengan cara yang rumit. Menggunakan startegi reading alaound juga bertujuan untuk melancarkan kemampuan membaca peserta didik. Dan media audio berfungsi sebagai pelengkapnya.
b.      Materi         : Syahadat
Metode       : Hafalan
Strategi       : -
Media          : Ceramah
Alasan menggunakan metode dan media pembelajaran ini karena materi syahadat merupakan materi yang wajib dihafal oleh peserta didik, karena syarat sah sebagai seorang muslim adalah membaca dua kalimat syahadat. Disini kami tidak memilih strategi karena materi ini harus benar-benar jelas dan hanya bisa disampaikan oleh seorang guru, juga pertimbangan karena masih jenjang kelas 1 MI.
c.       Materi         : Adab mandi dan berpakaian
Metode       :  Praktik
Strategi       : Demonstrasi
Media          : Baju dan peralatan mandi.
Alasan menggunakan metode, strategi dan media pembelajaran ini karena dengan menciptakan pengalaman yang nyata bagi peserta didik, diharapkan mereka akan lebih memahami bagaimana adab mandi da berpakaian.

2.      Implementasi di MTs
MTs. Kelas 7
a.   Materi         : Iman kepada hari akhir dan alam gaib yang berhubungan dengan hari akhir
Metode       : Metode Peringatan dan Pemberian Motivasi
Strategi       : Index card match
Media          : Audio Video
Alasan menggunakan Metode, Strategi dan Media tersebut karena metode peringatan dan motivasi sangat cocok jika materi yang bersangkutan dengan hari akhir. Karena dengan guru memberikan peringatan mengenai kiamat, alam gaib dll, siswa mampu mengambil kesimplan bahwa hari kiamat benar-benar ada dan setiap dosa akan diberikan balasannya.
b.   Materi         : Sifat-sifat Allah dan pembagiannya, sifat wajib dan mustahil
Metode       : Ceramah
Strategi       : Teka-teki silang
Media          : buku tulis, kertas teka teki silang
Alasan menggunakan metode, strategi, dan media pembelajaran ini karena materi sifat-sifat wajib dan mustahil Allah bisa di buat sebagai teka teki silang untuk menambah keasyikan dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran menjadi mengasyikan dan tidak monoton.
c.   Materi         : Keteladanan sahabat Umar bin Khatab
Metode       : Kisah
Strategi       : Billboard ranking
Media          : Buku tulis, vidio dan LCD
Alasan menggunakan metode, strategi, dan media pembelajaran ini karena guru bisa memutarkan sebuah film yang menceritakan mengenai kisah Umar, keteladanannya dalam membela dakwah nabi dan akhlak terpujinya. Setelah itu peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan strategi billboard ranking menggunakan media vidio dan LCD.
3.      Implementasi di MA dan MAK
MA Kelas 10
a.   Materi         : Tauhid
Metode       : Ceramah
Strategi       : Reading Guide
Media          : Audio
Alasan menggunakan Metode, Strategi dan Media tersebut karena materi tauhid merupakan materi yang tidak bisa dipelajari secara individu atau kelompok, melainkan harus disampaikan langsung oleh guru, agar peserta didik tidak salah kaprah dalam memahami esensi tauhid.
b.   Materi         : Kisah nabi Yusuf
Metode       : Kisah
Strategi       : Role playing
Media          : Audio visual, LCD dan power point
Alasan menggunakan metode, strategi, dan media pembelajaran ini karena dengan melakukan pentas drama pendek, peserta didik bisa lebih mendalami akhlak terpuji yang dimiliki oleh nabi Yusuf serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
c.   Materi         : Kisah teladan Rasul Ulul Azmi
Metode       : Kisah
Strategi       : Jigsaw Learning
Media          : Kertas, LCD dan power point
Alasan menggunakan metode, strategi, dan media pembelajaran ini karena materi ulul azmi dapat dibagi menjadi 5 sub bab. Dan sebagai pelatihan percaya diri bagi peserta didik untuk berbicara di depan kelas. Media LCD dipilih sebagai pelengkap guru dalam menyampaikan kisah keteladanan rasul.




























BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Metode pembelajaran merupakan cara mengajar guru. Ada berbagai maca metode pembelajaran yang bisa menunjang performa guru untuk mengajar. Namun guru harus pandai memilah mana materi pembelajaran yang cocok dipadukan dengan metode pembelajaran. Dalam pembelajaran akidah akhlak metode yang digunakan harus bervarisi agar materi yang disampaikan pun mampu diserap oleh peserta didik.Sedangkan strategi pembelajaran merupakan terusan dari metode pembelajaran. Strategi juga merupakan gabungan antara dua atau lebih jenis metode pembelajaran. Hal ini berfungsi agar peserta didik lebih aktiv dan tidak jenuh dengan materi pembelajaran.
Perlu dipertimbangankan juga mengenai fasilitas dan estimasi waktu dalam penggunaan strategi tersebut. Jika fasilitas kelas kurang lengkap, guru bisa mengandalkan lingkungan sekitar sebagai sarana penunjangnya. Media adalah Adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Media ditentukan sesuai dengan strategi yang digunakan.
            Jadi dalam penyusunan pembelajaran guru harus mempertimbangakn ketiga aspek penting, yakni metode, strategi dan media pembelajaran. Guru juga harus mempertimbangkan jenjang pendidikan peserta didik dalam penyusunannya. Hal ini penting karena daya nalar peserta didik berbeda-beda tergantung dengan jenjang pendidikannya.




















DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar M.A. 2003.  Media Pembelajara. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Asnawir dan Drs. M. Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Darmansyah. 2012. Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor. Jakarta: BUMI Aksara.
Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
L. Melvin Silberman.1996. Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject. Terjemahan Muttaqien.
Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ngalimun. 2011. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Subur. 2018. Pembelajaran Nilai Moral Beranasis Kisah. Yogyakarta: Kalimedia.
Sunhaji. 2009. Strategi Pembelajaran (Konsep Dasar, Metode dan Aplikasi dalam Proses Belajar Mengajar). Yogyakarta. Grafindo Litera Media.
Uno, B. Hamzah. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta:Bumi Aksara.
Wina Sanjaya, M.Pd. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Zaini Hisyam, dkk. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.




[1] Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2011), hlm. 8.
[2] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 135.
[3] Subur, Pembelajaran Nilai Moral Beranasis Kisah, (Yogyakarta: Kalimedia, 2018), hlm. 20.
[4] Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor, (Jakarta: BUMI Aksara, 2012), hlm. 18
[5] Subur, Pembelajaran Nilai moral Berbasis Kisah, Yogyakarta: Kalimedia, 2015), hlm. 15
[6] Azhar Arsyad, M.A. Media Pembelajara. ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2003). Hlm .3
[7] Asnawir dan Drs. M. Basyiruddin Usman, M.Pd. Media Pembelajaran. ( Jakarta: Ciputat Pers. 2002 ) .Hlm .11
[8] Wina Sanjaya, M.Pd. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010 ). Hlm. 204
[9] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 144.

[10] Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm.199.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LOGO KEMENAG JATENG MAJENG (REDESIGN)

Contoh Proposal Skripsi PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA MELALUI METODE HALAQAH DI SMK PESANTREN AL KAUTSAR PURWOKERTO