Makalah Korelasi Hadits Tarbawi dengan Pendidikan di Indonesia

Korelasi Hadits Tarbawi dengan Pendidikan di Indonesia












Makalah
Disusun Sebagai Ulangan Tengah Semester Pada Mata Kuliah
Tafsir Hadits Tarbawi
Dosen Pengampu: Ulul Huda, M. S. I.


Oleh :


ALIEF TANDUM PRAYUGO      1522402088

6 PAI C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2017

A.    Latar Belakang
Masalah yang menjadi kegagalan pendidikan hari ini adalah kecenderungan manusia yang melihat pendidikan sebagai tujuan dunia seperti jabatan, pekerjaan, pangkat, dll. Yang umumnya berorientasi dunia. Pengembangan pendidikan islam berkaitan secara langsung dengan ilmu pengetahuan dan metodologi dan perkembangannya. Apalagi bila diingat bahwa misi pendidikan islam lebih berorientasi kepada nilai-nilai luhur dari tuhannya yang harus diinternalisasikan ke dalam lubuk hati tiap pribadi manusia[1].
Pendidikan islam adalah pendidikan yang sengaja didirikan dan diselenggarakan dengan hasrat dan niat (rencana yang sungguh-sungguh) untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai islam, sebagaimana tertuang atau terkandung dalam visi, misi , tujuan, progam kegiatan maupun pada praktek pelaksanaan kependidikannya. Wawasan kependidikan islam dimaksudkan sebagai suatu konsep atau cara pandang pengembang, pengelola dan pelaksana pendidikan dalam mengembangkan dan menyelenggarakan progam dan praktek pendidikan islam dilapangan dengan memperhatikan landasan filosofis , historis dan konteks social budaya, serta perkembangan peserta didik itu sendiri untuk mencapai tujuan pendidikan islam. Para calo sarjana pendidikan islam dituntut untuk memilki dan mengeuasai wawasan kependidikan islam tersebut.


B.     Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan pengertian pendidikan?
2.      Menjelaskan pendidikan dalam sudut pandang islam?
3.      Menyebutkan permasalahan pendidikan islam di Indonesia?
4.      Menjelaskan solusi dari permasalahan pendidikan islam di Indonesia?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa arti dari pendidikan.
2.      Untuk mengetahui bagaimana pendidikan dalam sudut pandang islam.
3.      Untuk mengetahui apa saja permasalahan pendidikan islam di Indonesia.
4.      Untuk mengetahui bagaimana solusi yang tepat dalam mengatsi permasalahan pendidikan islam di Indonesia.
























PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pendidikan  adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pengertian Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau  untuk kemajuan lebih baik. Secara sederhana, Pengertian pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis dalam berpikir.
Pengetian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia): Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pengertian pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Menurut Ahmad D. Marimba: Pengertian pendidikan menurut Ahmad D. Marimba adalah bimbingan atau bimbingan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya keperibadian yang utama.
Menurut Langgulung pendidikan Islam tercakup dalam delapan pengertian, yaitu At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan keagamaan), At-Ta’lim fil Islamy (pengajaran keislaman), Tarbiyyah Al-Muslimin (Pendidikan orang-orang islam), At-tarbiyyah fil Islam (Pendidikan dalam islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin (pendidikan dikalangan Orang-orang Islam), dan At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah (Pendidikan Islami). Arti pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori.

B.     PENDIDIKAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
Istilah pendidikan dalam pendidikan Islam pada umumnya mengacu pada Al-Tarbiyah, Al-Ta’dib, Al-Ta’lim. Istilah Al-Tarbiyah berasal dari kata Rab yang bermakna tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur dan menjaga kelestarian atau ekstiensinnya. Pengertian pendidikan Islam yang dikandungkan dalam Al-Tarbiyah, terdiri dari empat unsur pendekatan, yaitu:
1. Memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa (baligh)
2. Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan.
3. Mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan.
4. Melaksanakan pendidikan secara bertahap.

Al-Ta`lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. melainkan membawa kaum muslimin kepada nilai pendidikan  tazkiyah dan annafs (pensucian diri) dari segala kotoran, sehingga memungkinkannya menerima alhikmah serta mempelajari segala yang bermanfaat untuk diketahui.
Istilah Al-Ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsurangsur di tanamkan pada diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini, pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing kearah pengenalan dan pengakuan kepada Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepribadiannya.
pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. pendidikan Islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia.
pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidikan terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil). Pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam

C.    PERMASALAHAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
Terdapat dua faktor dalam problematika pendidikan islam di Indonesia, yaitu faktor internal dan eksternal[2].
1.      Faktor Internal
a.       Relasi Kekuasaan dan Orientasi Pendidikan islam
Tujuan pendidikan pada dasarnya hanya satu, yaitu memanusiakan manusia, atau mengangkat harkat dan martabat manusia atau human dignity, yaitu menjadi khalifah di muka bumi dengan tugas dan tanggung jawab memakmurkan kehidupan dan memelihara lingkungan. Tujuan pendidikan yang selama ini diorientasikan memang sangat ideal bahkan, lantaran terlalu ideal, tujuan tersebut tidak pernah terlaksana dengan baik.
b.      Masalah Kurikulum
Sistem sentralistik terkait erat dengan birokrasi atas bawah yang sifatnya otoriter yang terkesan pihak “bawah” harus melaksanakan seluruh keinginan pihak “atas”. Dalam sistem yang seperti ini inovasi dan pembaruan tidak akan muncul. Dalam bidang kurikulum sistem sentralistik ini juga mempengaruhi output pendidikan. Tilaar menyebutkan kurikulum yang terpusat, penyelenggaraan sistem manajemen yang dikendalikan dari atas telah menghasilkan output pendidikan manusia robot. Selain kurikulum yang sentralistik, terdapat pula beberapa kritikan kepada praktik pendidikan berkaitan dengan saratnya kurikulum sehingga seolah-olah kurikulum itu kelebihan muatan.
c.       Pendekatan/Metode Pembelajaran
Siswa atau mahasiswa bukanlah manusia yang tidak memiliki pengalaman. Sebaliknya, berjuta-juta pengalaman yang cukup beragam ternyata ia miliki. Oleh karena itu, dikelas pun siswa/mahasiswa harus kritis membaca kenyataan kelas, dan siap mengkritisinya. Bertolak dari kondisi ideal tersebut, kita menyadari, hingga sekarang ini siswa masih banyak yang senang diajar dengan metode yang konservatif, seperti ceramah, didikte, karena lebih sederhana dan tidak ada tantangan untuk berpikir.
d.      Profesionalitas dan Kualitas SDM
Salah satu masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia sejak masa Orde Baru adalah profesionalisme guru dan tenaga pendidik yang masih belum memadai. Secara kuantitatif, jumlah guru dan tenaga kependidikan lainnya agaknya sudah cukup memadai, tetapi dari segi mutu dan profesionalisme masih belum memenuhi harapan. Banyak guru dan tenaga kependidikan masih unqualified, underqualified, dan mismatch, sehingga mereka tidak atau kurang mampu menyajikan dan menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar kualitatif.
e.       Biaya Pendidikan
Faktor biaya pendidikan adalah hal penting, dan menjadi persoalan tersendiri yang seolah-olah menjadi kabur mengenai siapa yang bertanggung jawab atas persoalan ini. Terkait dengan amanat konstitusi sebagaimana termaktub dalam UUD 45 hasil amandemen, serta UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang memerintahkan negara mengalokasikan dana minimal 20% dari APBN dan APBD di masing-masing daerah, namun hingga sekarang belum terpenuhi. Bahkan, pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan genap 20% hingga tahun 2009 sebagaimana yang dirancang dalam anggaran strategis pendidikan[3].

2.      Faktor Eksternal
a.       Dikotomi
Masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan islam adalah dichotomy dalam beberapa aspek yaitu antara Ilmu Agama dengan Ilmu Umum, antara Wahyu dengan Akal setara antara Wahyu dengan Alam. Munculnya problem dikotomi dengan segala perdebatannya telah berlangsung sejak lama. Boleh dibilang gejala ini mulai tampak pada masa-masa pertengahan.
b.      To General Knowledge
Kelemahan dunia pendidikan islam berikutnya adalah sifat ilmu pengetahuannya yang masih terlalu general/umum dan kurang memperhatikan kepada upaya penyelesaian masalah (problem solving). Produk-produk yang dihasilkan cenderung kurang membumi dan kurang selaras dengan dinamika masyarakat.
c.       Lack Of Spirit of Inquiry
Persoalan besar lainnya yang menjadi penghambat kemajuan dunia pendidikan islam ialah rendahnya semangat untuk melakukan penelitian/penyelidikan.
d.      Memorosasi
kemerosotan secara gradual dari standar-standar akademis yang berlangsung selama berabad-abad tentu terletak pada kenyataan bahwa, karena jumlah buku-buku yang tertera dalam kurikulum sedikit sekali, maka waktu yang diperlukan untuk belajar juga terlalu singkat bagi pelajar untuk dapat menguasai materi-materi.


D.    SOLUSI PERMASALAHAN
Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Pendidikan tidak mungkin menisbikan proses globalisasi yang akan mewujudkan masyarakat global ini. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif, dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global demokratis. Untuk itu, pendidikan harus dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan, kebersamaan, dan tanggung jawab. Disamping itu, pendidikan harus menghasilkan lulusan yang dapat memahami masyarakatnya dengan segala faktor yang dapat mendukung mencapai sukses ataupun penghalang yang menyebabkan kegagalan dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang berwawasan global[4].
Selain itu program pendidikan harus diperbaharui, dibangun kembali atau dimodernisasi sehingga dapat memenuhi harapan dan fungsi yang dipikul kepadanya. Sedangkan solusi menurut Rahman adalah pengembangan wawasan intelektual yang kreatif dan dinamis dalam sinaran dan integrasi dengan islam harus segera dipercepat prosesnya. Sementara menurut Tibi, solusi pokoknya adalah secularization, yaitu industrialisasi sebuah masyarakat yang berarti diferensiasi fungsional dan sistem keagamaannya[5].

E.     KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan singkat di atas, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1.      Hakikat pendidikan islam adalah untuk membimbing anak didik dalam perkembangan dirinya, baik jasmani maupun rohani mrnuju terbentuknya keperibadian yang utama pada anak didik nantinya yang didasarkan pada hokum-hukm islam.
2.      Al-Ta`lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. melainkan membawa kaum muslimin kepada nilai pendidikan  tazkiyah dan annafs (pensucian diri) dari segala kotoran, sehingga memungkinkannya menerima alhikmah serta mempelajari segala yang bermanfaat untuk diketahui.
3.      Problematika pendidikan islam ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal
4.      Solusi dari problematika tersebut adalah pendidikan islam harus dikembalikan kepada fitrahnya dengan tanpa mengesampingkan dimensi-dimensi penting lainnya yang harus dikembangkan dalam institusi pendidikan, baik formal, informal, maupun non formal. Serta pendidikan harus dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan , kebersamaan, dan tanggung jawab.








DAFTAR PUSTAKA
Daulay, Haidar Putera, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara,Jakarta : Rineka Cipta, 2009.
Wahid, Abdul, Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam, Semarang : Need’s Press, 2008.
Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta : Gigrafi Publishing, 2000.
Arifin, Muzayyin, Kapita selekta Pendidikan Islam, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003.
Rembangy, Mustofa, Pendidikan Transformatif : Pergulatan Kritis Merumuskan Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi,Yogyakarta: Teras, 2010.



[1] Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003), hlm 16
[2] Haidar Putera Daulay, Dinaika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta : Rineka Cipt, 2009), hlm. 44
[3] Musthofa Rembangy, pendidikan Transformatif : Pergulatan Kritis Merumuskan Pendidikan di Tengah Pusarsan Arus Globalisasi  (Yogyakarta :Teras, 2010), hlm. 28
[4] Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta : Gigrafi Publishing, 2000), hlm. 90
[5] Abdul Wahid, Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam, (Semarang, Need’s Press 2008), hlm. 27

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LOGO KEMENAG JATENG MAJENG (REDESIGN)

METODE, STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI TINGKAT MI, MTs, MA/MAK BERBASIS KURIKULUM 2013

RPP K13 Materi Puasa Wajib Puasa Sunnah Kelas 8 SMP